Jumat, 29 Mei 2015

Putrajaya Kota Masa Depan

Pelancongan hari terakhir saya dan keluarga di Malaysia, diakhiri dengan mengunjungi Pusat Pemerintahan Malaysia yakni Putrajaya. Untuk memindahkan Pusat Pemerintahannya dari Kuala Lumpur ke Putrajaya, Pemerintah federal Malaysia membeli lahan seluas  ±4000 hektar dari Kerajaan Selangor yang terletak di daerah Prang Besar pada tahun 1995. Pembangunannya yang kontroversial menghabiskan biaya mencapai USD 5,9 miliar. Berjarak sekitar 35 km dari Kuala Lumpur dan 25 km dari Kuala Lumpur Int’l Airport dan Sirkuit F1 Sepang, pembangunan Putrajaya direncanakan sebagai kota modern yang menggabungkan aspek lingkungan dan agama.Akses transportasi massal yang terjangkau membuat letak Putrajaya semakin strategis dan bernilai jual yang tinggi bagi para investor. Meski belum rampung pembangunannya, Putrajaya merupakan destinasi pariwisata yang dikembangkan oleh Menteri Pelancongan Malaysia Dr Yen Yen, ujar Tour Guide kami.

Federal Territory of Putrajaya
Keberangkatan kami dari Kuala Lumpur ke Putrajaya menggunakan transportasi berbasis rel Light Rail Train (LRT) hanya memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Disambut dengan kemegahan dan keindahan Stesen Central Putrajaya, kami mengelilingi Putrajaya dengan berjalan kaki. Penataan trotoar yang rapi membuat orang lebih memilih berjalan kaki.

Gedung cantik pertama yang kami sambangi ialah Istana Yang Dipertuan Agung Malaysia. Istana ini memiliki arsitektur menyerupai Masjid dengan kubah dan terlihat mewah dengan warna keemasannya. Terdapat lapangan luas di depan Istana serta pagar besar nan megah di depan lapangan tersebut. Di depan pagar terdapat beberapa penjaga bersenapan dan ada juga yang berkuda. Selain Istana Yang Dipertuan Agung, terdapat gedung cantik lainnya yakni Kantor Jawatan Perdana Menteri Malaysia.Gedung ini berbentuk seperti istana dengan atap berbentuk kubah berwana hijau. Di depan pagar besi yang kokoh nan megah banyak wisatawan termasuk kami mengabadikan momen ini dengan berfoto ria.


Masjid Merah Putrajaya
Berjalan sedikit ke kiri dari arah Kantor, terdapat Masjid Merah. Disebut Masjid Merah karena masjid ini memiliki warna merah yang dominan, mulai dari kubah hingga dinding bangunan berwana merah. Tak ketinggalan pula sebuah menara tinggi berwana merah juga. Yang unik dari Masjid Merah ini, jika dilihat dari jauh Masjid ini seolah terapung karena letaknya yang menjorok ke danau.

Masjid seluas 1,37 hektar ini dapat menampung ±10.000 jamaah dengan arsitek bernama Nik Mohamad Bin Mahmood. Masjid ini mencontoh arsitektur Islam Persia periode Safawi. Tembok ruang bawah tanah menyerupai Masjid King Hassan di Casablanca, Maroko, ujar Tour Guide kami.Jika ingin masuk ke dalamnya telah disediakan pakain yang menutupi seluruh tubuh. Umat muslim mengenakan yang berwana biru sedangkan umat non-muslim mengenakan yang berwarna merah muda, tambah Tour guide kami.

Jembatan Seri Perdana
Setelah itu kami beranjak ke jembatan Seri Perdana. Jembatan ini membentang sepanjang 370 m melintasi danau buatan. Dibangun dengan arsitektur Moor Islam, jembatan ini memiliki 8 balkon yang unik, ujar Tour Guide kami.Pelancongan di Putrajaya tidak hanya sampai di situ.Masih ada bangunan unik, seperti Putrajaya Waterfront, Masjid Besi, Istana Mahkamah Peradilan, Taman Seri Perdana, dan masih banyak cerita di Putrajaya. Karena waktu yang sangat sempit, jadi saya mengakhiri perjalanan ini. Wassalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar