Pelancongan hari terakhir saya dan keluarga di Malaysia, diakhiri
dengan mengunjungi Pusat Pemerintahan Malaysia yakni
Putrajaya. Untuk memindahkan Pusat Pemerintahannya dari Kuala Lumpur ke
Putrajaya, Pemerintah federal Malaysia membeli lahan seluas ±4000 hektar dari Kerajaan Selangor yang
terletak di daerah Prang Besar pada tahun 1995. Pembangunannya yang
kontroversial menghabiskan biaya mencapai USD 5,9 miliar. Berjarak sekitar 35
km dari Kuala Lumpur dan 25 km dari Kuala Lumpur Int’l Airport dan Sirkuit F1
Sepang, pembangunan Putrajaya direncanakan sebagai kota modern yang
menggabungkan aspek lingkungan dan agama.Akses transportasi massal yang
terjangkau membuat letak Putrajaya semakin strategis dan bernilai jual yang
tinggi bagi para investor. Meski belum rampung pembangunannya, Putrajaya
merupakan destinasi pariwisata yang dikembangkan oleh Menteri Pelancongan
Malaysia Dr Yen Yen, ujar Tour Guide kami.
Federal Territory of Putrajaya |
Keberangkatan kami dari Kuala
Lumpur ke Putrajaya menggunakan transportasi berbasis rel Light Rail Train
(LRT) hanya memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Disambut dengan kemegahan
dan keindahan Stesen Central Putrajaya, kami mengelilingi Putrajaya dengan
berjalan kaki. Penataan trotoar yang rapi membuat orang lebih memilih berjalan
kaki.
Gedung cantik pertama yang kami
sambangi ialah Istana Yang Dipertuan Agung Malaysia. Istana ini memiliki
arsitektur menyerupai Masjid dengan kubah dan terlihat mewah dengan warna
keemasannya. Terdapat lapangan luas di depan Istana serta pagar besar nan megah
di depan lapangan tersebut. Di depan pagar terdapat beberapa penjaga bersenapan
dan ada juga yang berkuda. Selain Istana Yang Dipertuan Agung, terdapat gedung
cantik lainnya yakni Kantor Jawatan Perdana Menteri Malaysia.Gedung ini berbentuk seperti istana
dengan atap berbentuk kubah berwana hijau. Di depan pagar besi yang kokoh nan
megah banyak wisatawan termasuk kami mengabadikan momen ini dengan berfoto ria.
Masjid Merah Putrajaya |
Berjalan sedikit ke kiri dari arah Kantor, terdapat Masjid
Merah. Disebut Masjid Merah karena masjid ini memiliki warna merah yang
dominan, mulai dari kubah hingga dinding bangunan berwana merah. Tak
ketinggalan pula sebuah menara tinggi berwana merah juga. Yang unik dari Masjid
Merah ini, jika dilihat dari jauh Masjid ini seolah terapung karena letaknya
yang menjorok ke danau.
Masjid seluas 1,37 hektar ini dapat menampung ±10.000 jamaah dengan arsitek bernama Nik Mohamad Bin Mahmood.
Masjid ini mencontoh arsitektur Islam Persia periode Safawi. Tembok ruang bawah
tanah menyerupai Masjid King Hassan di Casablanca, Maroko, ujar Tour Guide
kami.Jika
ingin masuk ke dalamnya telah disediakan pakain yang menutupi seluruh tubuh.
Umat muslim mengenakan yang berwana biru sedangkan umat non-muslim mengenakan
yang berwarna merah muda, tambah Tour guide kami.
Jembatan Seri Perdana |
Setelah itu kami beranjak ke jembatan
Seri Perdana. Jembatan ini membentang sepanjang 370 m melintasi danau buatan.
Dibangun dengan arsitektur Moor Islam, jembatan ini memiliki 8 balkon yang
unik, ujar Tour Guide kami.Pelancongan di Putrajaya tidak hanya sampai di
situ.Masih ada bangunan unik, seperti Putrajaya Waterfront, Masjid Besi, Istana
Mahkamah Peradilan, Taman Seri Perdana, dan masih banyak cerita di Putrajaya.
Karena waktu yang sangat sempit, jadi saya
mengakhiri perjalanan ini. Wassalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar